Our First Travelling with Kids to Malang!!

Saya seorang ibu dengan 3 orang anak. Anak saya yang paling besar berusia 6 tahun, yang kedua berusia 4 tahun 11 bulan dan yang paling kecil berusia 4 bulan 2 minggu.

Perjalanan travelling saya dimulai saat anak pertama saya berusia 6 bulan. Saat itu, perjalanan jauh pertama kami adalah Kota Malang. Kampung halaman alm. papa saya. Saat itu perjalanan kami dimulai menggunakan kereta api jarak jauh Matarmaja dari Stasiun Pasar Senen menuju Stasiun Kota Baru Malang atau yang lebih familiar di dengar dengan Stasiun Malang.

Saat itu, kereta api ekonomi jarak jauh sudah melakukan banyak perbaikan di bawah kepemimpinan Bapak Ignasius Jonan sebagai Menteri Perhubungan tahun 2015. Dalam rangka perbaikan fasilitas kereta tersebut, kami mendapatkan tiket KA Matarmaja Senen-Malang dengan Tarif Rp 65.000,-/orang. Kami berangkat pada bulan April 2015 dan tiket sudah di pesan sejak bulan Februari 2015. Beberapa hari selang keberangkatan kami menuju Malang dengan tiket seharga Rp 65.000,- harga tiket Matarmaja mengalami kenaikan harga menjadi Rp 90.000,-/orang dengan fasilitas yang sudah diperbaiki sedikit demi sedikit.

Perjalanan pertama buat saya sambil membawa anak bayi berusia 6 bulan. Kereta ekonomi menurut saya adalah kereta yang sangat menyenangkan. Karena jarak antara kita dengan penumpang lain itu seperti teman alias bisa mengobrol satu sama lainnya. Saya ingat ketika sedang bergantian dengan suami menggendong si kakak berdiri di peron dan ternyata seberang kursi kami adalah seorang perempuan muda yang berprofesi sebagai perawat. Sepanjang perjalanan kami berbincang dan sesekali ia menggendong si kakak dan mengajak main.

Saat itu, kereta ekonomi Matarmaja pun sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, sudah menggunakan AC split, dalam 1 gerbong berisikan beberapa unit AC split dan juga sudah tidak ada lagi penumpang yang tidur di sepanjang peron. Yang lebih penting lagi, sudah tidak ada penjual yang wara-wiri sepanjang perjalanan kami.

Saya ingat pertama kali menggunakan kereta ekonomi jarak jauh dengan kereta Brantas dari Stasiun Walikukun-Ngawi menuju Stasiun Pasar Senen. Saat itu saya duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 1, yaitu tahun 2006. Alm, papa mengajak saya menggunakan kereta api Brantas. Alm. pernah bilang…

Zea harus merasakan berbagai jenis kendaraan umum. Supaya zea tahu, bahwa ngga semua orang itu bisa hidup enak. Jadi bisa merasakan susahnya hidup orang yang kurang beruntung.

Dan memang, saat itu perjalanan saya menggunakan kereta api Brantas sungguh sangat kurang nyaman. Selain panas, penumpang penuh sesak, banyak orang berjualan yang wara-wiri tanpa henti. Beberapa penumpang juga tidur beralaskan koran di peron kereta.

9 tahun berlalu dan sudah banyak perubahan yang terjadi pada moda transportasi umum kereta api. Dalam perjalanan pertama kami, ketika sampai di salah satu stasiun di daerah Jawa Tengah, kami mendengar pengumuman di dalam kereta api yang mengumumkan bahwa ada satu orang penumpang yang harus turun di stasiun terdekat karena kedapatan merokok di sambungan antar peron kereta.

Perjalanan ini adalah perjalanan perdana si kakak menggunakan angkutan umum kereta api jarak jauh yang menjadi cikal bakal cerita kami dalam perjalanan-perjalanan kami berikutnya. Ternyata travelling itu seru sekali meskipun bukan dengan fasilitas yang sangat bagus alias harus pakai kelas ekonomi.

Perjalanan pulang kami dari Malang menggunakan kereta ekonomi Jayabaya. Perbedaan kereta ekonomi Matarmaja dan Jayabaya adalah di jumlah seat-nya. Kereta Matarmaja bangkunya adalah 2-3 sedangkan Jayabaya 2-2. Kalau ditanya enakan mana, ya memang lebih enak Jayabaya. Secara sedikit lebih luas dari kereta Matarmaja. Tetapi secara keseluruhan sudah sangat mengalami peningkatan dan sekarang saya dan keluarga sudah jarang sekali menggunakan transportasi umum bukan karena efek corona tapi karena kalau bawa kendaraan sendiri masih lebih murah dibandingkan harus beli tiket sekeluarga pulang pergi, ditambah lagi kenyamanan saat di lokasi tujuan. Lebih fleksibel dan mudah.

Menurut saya sedikit pengalaman memang perlu karena kita jadi lebih memahami dengan cara merasakan langsung bukan dari sekedar ‘katanya’.

17 komentar pada “Our First Travelling with Kids to Malang!!”

  1. traveling juga mengajarkan pada anak tentang banyak hal yang tak dijumpai bila hanya di rumah saja ya, Mbak. Pasti banyak pengalaman seru yang baru dirasakan anak untuk pertama kalinya…terima kasih sudah berbagi..

    Suka

  2. Setuju mba, Aku juga sama suami komitmen mau ngajarin anak naik transportasi umum. Biar dia ga berada di zona nyaman dia aja. Sama ngajarin untuk lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki.

    Suka

  3. Aku setuju banget dengan Alm.Papa Mbak Zea. Sejak kecil memang sebaiknya diajarkan naik teransportasi umum. Sejak kecil aku juga sering diajak naik kendaraan umum, biar dikata mabuk atau nggak nyaman..haha..Sekarang, kerjaanku banyak menuntut naik kendaraan umum kalau lagi ke jalan ke mana-mana mulai naik truk, pick up, bis, ketinting (kapal kecil pakai motor), feri, pesawat yg kecil isinya cuma 20 orang juga pernah 😀

    Suka

  4. Setujuu banget dengan ucapannya alm. Papanya Mbak, dari transportasi umum, kita bisa lihat berbagai macam kondisi orang di luar sana. Dulu aku sering bolak balik Malang-Surabaya dengan kereta daerah atau KRD, dan bener banget, ada aja orang yang bisa kuajak ngobrol untuk bertukar cerita.

    Aku pun setuju dengan komentar Mbak Fina, kadang malah orang tua yang takut dan waswas. Berujung pada ketakutan anak untuk berbuat sesuatu huhuhu

    Suka

    1. Iyaa mba.. Aku beberapa kali naik ekonomi sm naik eksekutif.. Eksekutif tuh yaa bener2 masing2 aja gtu.. Paling ngobrol ala kadar ga yang seru gimana gtu…

      Kmrn akuj g sempet ragu pas bawa naik ekonomi tp ya bismilah aja dicoba dan malah menurutku enakan ekonomi hahaha

      Suka

  5. Aku juga seneng banget mba nyobain berbagai macam transportasi umum. selain bisa merasakan orang-orang lain, aku juga nemu momen di perjalanan yang tak terduga. Itu seru banget.

    Dan emang sekarang kereta ekonomi tug worth banget untuk jalan-jalan. Udah bersih, rapih, ga ada pedagang seliweran~

    Suka

  6. Cerita perjalanan ini bikin aku kangen kereta 🚉 kok sama sih sama teman2 😄 padahal belum terlalu lama juga terakhir naik kereta. Sritanjung dari St Magetan ke St Gubeng, Januari 2020. Tapi saat itu belum pandemi.. hampir setahun berlalu tapi rasanya kok lama sekali yaa

    Suka

  7. Kangen naik kereta, biasanya liburan aku naik kereta bareng Adek dan mamaku dari Semarang ke Jakarta terus lanjut ke rumah Oma di Bogor..kapan ya pandemi selesai…

    Suka

    1. Soon mba.. Insya Allah.. Aku jg kangen naik umum.. Selama pandemi pergi2 bawa kendaraam sendiri.. Karna kan repot harus rapid trs posisi duduknya kalo jauh2an jg ribeeet

      Suka

  8. Iyaa sekarang keretanya nyaman ya nggak ada penumpang berdesakan hingga duduk di Selasar..sekarang semua ber AC..keren nih ngajak tiga bocah seseruan naik kereta say…

    Suka

  9. Saya udah lama ga naik kereta lagi, waktu saya baca part mbak menceritakan travelling sama anak naik kereta “wah, riweh gak ya?”, soalnya kebayang dulu transportasi kereta dulu bagaimana, ternyata sekarang sudah jauh lebih nyaman ya mbak, syukurlah 🙂

    Suka

  10. Setuju dengan ucapan almh. Bapaknya mba zea, anak2 harus merasakan semua moda transportasi. Menyaksikan sendiri, bagaimana perjuangan orang-orang yang kurang beruntung dari kita. Sebenarnya kalau menurut aku, anak-anak itu malah senang dikasih pengalaman seperti itu mba. Orangtua nya malah yang kebanyakan perasaan tidak nyamannya heheheh. Nice sharing mba.

    Suka

    1. Iyaa bener mba.. Buktinya dulu aku diajak naik kereta ekonomi biasa aja.. Sepanjang jalan juga tidur doang 😂😂. Mungkin karena dulu aku jg udah smu ya mba.. Dan sendiri.. Kmrn pas bawa anak 2 jg aku masih naik ekonomi ke Jogja so far fine2 aja sih dan mereka jg seneng2 aja hihihi

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s